We use cookies and other technologies on this website to enhance your user experience.
By clicking any link on this page you are giving your consent to our Privacy Policy and Cookies Policy.
Bekal Menghadapi Kehidupan Abadi Zeichen

1.4 by ImamStudio


Jan 11, 2021

Über Bekal Menghadapi Kehidupan Abadi

Während des gesamten Zeitalters unseres irdischen Lebens wird es keine Ewigkeit geben.

Sepanjang apa pun usia kehidupan duniawi kita tetap saja ia tidak memiliki keabadian. Dan Maka dari itu kitab ini membahas bekal kahidupan abadi diantara isinya adalah

Pengaruh Ziarah Kubur Terhadap Hati Manusia

Kata para ulama, tidak ada nasehat yang lebih efektif terhadap hati manusia selain ziarah kubur, terutama terhadap hati yang keras. Ada empat cara bagi orang yang berhati keras bila hendak mengobatinya:

1. Pertama, menghentikan dari kebiasaan-kebiasaan buruk, dan beralih menuju majelis-majelis ilmu, guna mendengarkan nasehat-nasehat dan peringatan, ancaman dan anjuran, dan hikmah-hikmah tentang kisah orang-orang shalih. Karena semua itu dapat melunakkan hati dan menyembuhkannya dengan cepat.

2. Kedua, mengingat mati. Yaitu seringkali mengingat pemutus segala kelezatan, pemisah jama’ah, dan penyebab anak-anak menjadi yatim.

Dikisahkan bahwa seorang wanita mengadu kepada ‘Aisyah ra. tentang kekerasan hatinya. Maka nasehat ‘Aisyah: “Sering-seringlah mengingat mati, niscaya hatimu akan lunak.” Wanita itu melaksanakan nasehat tersebut, sehingga hatinya benar-benar lunak. Akhirnya ia datang lagi untuk menyampaikan terimakasihnya kepada ‘Aisyah ra.

Bahkan kata para ulama, mengingat mati itu bisa mencegah dari kemaksiatan, melunakkan hati yang keras, menghilangkan rasa bangga terhadap dunia, dan meringankan derita dalam musibah-musibah di dunia.

3. Ketiga menyaksikan orang yang akan meninggal dunia. Memperhatikan orang mati dan menyaksikannya ketika sedang sekarat serta mengamati perubahan raut muka dan tubuhnya setelah benar-benar mati. Semua itu akan dapat memutus kerinduan hawa nafsu kepada kelezatan-kelezatan, dan dapat melindungi hati serta mengusir kesenangan-kesenangan amarahnya. Bahkan menahan pelupuk mata dari tidur, menahan tubuh dari bersenang-senang, dan membangkitkannya untuk terus beramal dengan lebih sungguh-sungguh.

Dikisahkan, al-Hasan al-Bashri pernah berkunjung kepada seseorang yang sedang sakit. Ternyata orang itu sedang dalam keadaan sakaratul maut. Al-Hasan melihat betapa susah dan pedih yang dialaminya. Maka diapun pulang ke rumah dengan perubahan roman muka, tidak seperti ketika berangkat. Keluarganya menyapa: “Ingin makan? Semoga Allah merahmatimu.”

“Hai keluargaku,” jawab al-Hasan, “Kalian sajalah yang makan dan minum. Demi Allah, barusaja aku melihat kematian, yang untuknya aku berbuat selama ini, sampai aku mengalaminya sendiri kelak.”

4. Menziarahi kubur orang-orang yang telah meninggal dunia akan dapat memberikan apa-apa yang tidak bisa diberikan oleh ketiga hal di atas. Oleh karena itulah maka Nabi saw. bersabda: “Berziarah kuburlah kalian, karena ziarah kubur itu dapat mengingat mati dan akhirat, serta menjadikan zuhud terhadap dunia.”

Orang yang berziarah kubur itu terlebih dahulu berniat untuk memperoleh ridla Allah, memperbaiki kerusakan hatinya, atau memberi manfaat kepada si mayit dengan mendoakannya. Hendaklah menghindari berjalan di atas kuburan, atau duduk di ataskan ketika masuk ke pekuburan. Melepas sendal sebagaimana diajarakan dalam berbagai hadits. Ucapkan salam: “Assalaamu ‘alaikum daara qaumin mu’miniin.” (Salam sejahtera atas kamu sekalian, hai penghuni negeri kaum mukminin). Kata daar (negeri, rumah), sedang yang dimaksud adalah para penghuninya. Maka dari itu Rasulullah saw. menyapa dengan ungkapan huruf kaf dan mim (manjadi “kum”, kata ganti untuk yang berakal) karena orang Arab biasa menyebut nama tempat, sedang yang dimaksud adalah penghuninya.

Dalam kaitan ini at-Tirmidzi meriwayatkan dalam kitabnya, Jami’, bahwa ada seorang lelaki yang menemui Rasulullah saw. seraya mengucapkan salam: “’Alaika as-salaam.” Maka Nabi menegurnya, “Jangan katakan ‘alaika as salam, karena ‘alaika as-salam adalah penghormatan untuk mayit.”

Was ist neu in der neuesten Version 1.4

Last updated on Jan 11, 2021

Pembaharuan updete diantaranya:
1.Versi updete 5.4
2.Versi sdk 29
3.Penambahan materi
4.Kitab Belenggu Nafsu
5.Amalan Sunah Rasul
6.Ilmu Kedokteran Nabi
7.Kitab Al-Jawabul Kafi
8.Futuhul Buldan
9.Pahala Setelah Kematian

Übersetzung wird geladen...

Zusätzliche APP Informationen

Aktuelle Version

Bekal Menghadapi Kehidupan Abadi Update anfordern 1.4

Von hochgeladen

Luis Eduardo Barboza

Erforderliche Android-Version

Android 2.3.2+

Mehr anzeigen

Bekal Menghadapi Kehidupan Abadi Screenshots

Sprachen
Abonnieren Sie APKPure
Erhalten Sie als der Erste den Zugang zu Vorabversionen, Neuigkeiten und Anleitungen der besten Android-Spiele und -Apps.
Nein, danke
Anmeldung
Erfolgreich abonniert!
Sie haben jetzt APKPure abonniert.
Abonnieren Sie APKPure
Erhalten Sie als der Erste den Zugang zu Vorabversionen, Neuigkeiten und Anleitungen der besten Android-Spiele und -Apps.
Nein, danke
Anmeldung
Erfolg!
Sie sind jetzt unseren Newsletter abonniert.