Kami gunakan kuki dan teknologi yang lain pada laman web ini untuk menambah baik pengalaman anda.
Dengan klik mana-mana pautan pada halaman ini, anda bersetuju dengan Dasar Privasi dan Dasar Kuki kami.
Ok Saya Setuju Baca Yang Selanjutnya

Mengenai Kotbah Pentakosta 2018

Karya Roh Kudus menghadirkan Gereja lewat kisah Pentakosta.

Karya Roh Kudus menghadirkan gereja. Itulah yang disaksikan Alkitab lewat kisah Pentakosta. Karya Roh Kudus pula yang menuntun gereja dan umat-Nya untuk menjadi Pewarta Kasih Allah di masa kini. Pewartaan ini menjadi semakin penting, karena dunia makin kehilangan kasih. Alih-alih menjadi pewarta, kerap gereja justru menerima mentah-mentah pewartaan dunia. Akibatnya gereja kehilangan kemampuan menjadi pewarta masa kini. Gereja terlalu sibuk dengan dirinya sendiri. Tak jarang pertikaian di dalam gereja justru menjadi pewartaan buruk bagi dunia.

Pada masa Pentakosta kali ini, kami mengajak gereja kembali mengingat hakikat kehadirannya di dunia ini. Hakikat itu dinyatakan melalui tema masa raya Pentakosta 2008: “Menjadi Pewarta Kasih Allah.” Terkait dengan hakikat itu, kita pasti ingat dengan perkataan Yesus: “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi” (Kis 1:8). Kuasa menjadi pewarta telah diberikan Tuhan kepada gereja-Nya. Apakah kita setia pada panggilan tugas itu?

Untuk menolong gereja Tuhan menghayati kembali hakikatnya sebagai pewarta bahan ini dibuat. LPP Sinode amat berterima kasih pada kesediaan sejumlah sahabat yang terlibat ikut serta mendiskusikan tema dan menuliskan beberapa bahan yang kiranya dapat memperkaya kehidupan bergereja kita. Para sahabat yang terlibat adalah:

1. Pdt. Elia Dwi Prasetya (Bidang PWG Bapelsin XXVII GKJ)

2. Vic. Risang Anggoro Elliarso (GKJ Condongcatur)

3. Pdt. Elizabeth Emilia Putri (GKJ Rewulu)

4. Pdt. Hesty Murwasari (GKJ Rewulu)

5. Pdt. Hendrikus A. Raharjo (DPG GKI SW Jateng)

6. Pdt. Em. Darsono Eko Nogeroho

Sebagaimana kita tahu, Pdt. Em. Darsono Eko Nogeroho adalah rekan dan mentor kami di LPP Sinode. Kini, setelah emeritus, beliau telah tinggal di rumah emeritusnya. Kesediaannya untuk terus membekali umat lewat bahan yang ditulisnya patut mandapat apresiasi.

Seperti bahan-bahan sebelumnya, kami menyarankan pada para pengguna untuk membaca “Bahan Dasar” terlebih dahulu agar memiliki cakrawala yang utuh, sehingga dapat memudahkan dalam menggunakan bahan-bahan yang ada.

Pada bahan ini kami kembali menyediakan 10 bahan Persekutuan Doa. 10 hari persekutuan menjelang Pentakosa adalah tradisi gereja yang baik untuk dilanjutkan. Semoga bahan ini termanfaatkan dengan baik. Diharapkan gereja dapat menghayati doa 10 hari ini. Karena itu bahan kategorial dewasa ditiadakan agar umat dewasa menjadi motor bagi pelaksanaan doa 10 hari menjelang Pentakosta ini.

Kami berharap bahan-bahan yang kami sajikan ini menolong gereja untuk dapat mempersiapkan masa raya Pentakosta dengan lebih baik. Tentu saja bahan ini perlu diolah lebih lanjut agar tetap relevan dengan kebutuhan gereja setempat.

Selamat menjadi pewarta kasih Allah.

Akhir Februari 2017

Salam dan doa kami,

PPP LPP Sinode GKJ dan GKI SW Jateng,

• Pdt. Wisnu Sapto Nugroho

• Pdt. Addi Soselia Patriabara

• Pdt. Murtini Hehanussa

Apa yang baru dalam versi terkini 101

Last updated on Sep 25, 2018

Perbaikan Zoom

Terjemahan Memuatkan...

Maklumat APLIKASI tambahan

Versi Terbaru

Minta Kotbah Pentakosta 2018 Kemas kini 101

Dimuat naik oleh

Dalmar Batista

Memerlukan Android

Android 4.0+

Tunjukkan Lagi

Kotbah Pentakosta 2018 Tangkapan skrin

Bahasa
Langgan APKPure
Jadilah yang pertama untuk mendapatkan akses kepada pelepasan awal, berita, dan panduan permainan dan aplikasi Android terbaik.
Tidak, Terima kasih
Daftar
Berjaya berjaya!
Anda kini melanggan APKPure.
Langgan APKPure
Jadilah yang pertama untuk mendapatkan akses kepada pelepasan awal, berita, dan panduan permainan dan aplikasi Android terbaik.
Tidak, Terima kasih
Daftar
Kejayaan!
Anda kini melanggan surat berita kami.